11 Urutan Macapat Lengkap Struktur, Watak Dan Contohnya
11 Urutan Macapat Lengkap Struktur, Watak Dan Contohnya
Pada musik vokal Jawa, ada dibagi menjadi tiga bentuk komposisi, yaitu sebagai berikut ; sekar ageng (tembang gede), sekar madya (tembang tengahan), dan sekar alit (tembang Macapat). Sekar alit atau tembang cilik adalah sebutan untuk bentuk komposisi tembang Macapat. Dalam kerta basa yang merupakan asal usul bahasa, kata macapat dari maca papat-papat dalam bahasa Indonesia membaca empat-empat.
Membaca empat-empat mempunyai maksud cara membacanya tiap empat suku kata. Ada juga senior tembang yang mengatakan cara untuk melagukan satu nafas untuk empat suku kata. Satu nafas untuk memaksimalkan nada atau laras menurut cengkok dari lagu tembang tersebut. Terdapat dua laras dalam gamelan Jawa yaitu laras slendro dan laras pelog.
Macapat adalah bentuk dari komposisi lagu dan syair dalam suatu skema susunan tertentu yang dikenal di kalangan masyarakat di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Munculnya macapat diperkirakan akhir Kerajaan Majapahit dimana saat itu Walisongo masuk dalam kebudayaan di Jawa. Namun, hal ini masih belum otentik karena bukti tertulis tidak terlacak atau bahkan tidak ada.
Dalam lingkup kebudayaan Bali, Sunda dan Madura macapat dapat kita temui. Beberapa sastra Jawa Tengahan dan sastra Jawa baru terdapat tembang macapat yang digunakan. Paugeran (aturan) dalam macapat lebih mudah untuk dilagukan daripada sengan serat kakawin. Misal kitab-kitab Mataram Baru, seperti Serat Wulangreh, Kalatidha, dan Wiri Hidayat Jati, didalamnya banyak yang digarab menggunakan notasi lagu ini.
Paugeran-paugeran atau aturan khusus yang dimaksud di atas meliputi Guru Gatra (jumlah gatra dalam baris tiap bait), Guru Wilangan (jumlah dari suku kata) dan Guru Lagu (akhir suara dalam suku kata tiap gatra/baris).
Wilayah Jawa Tengah terdapat banyak karya seni dari pujangga lawas yang diciptakan dalam bentuk macapat. Banyaknya karya seni tersebut dapat dilagukan secara tunggal dan bergantian. Misalnya dalam suatu acara atau pertemuan sering ditembangkan, ini membuat masyarakat menjadi tahu dan hafal terhadap bait cakepan karya puisi. Hal ini menjadikan munculnya bentuk umum dalam lingkungan masyarakat.
Baca juga:
Contoh Tembang Pocung Tema Pedidikan Lengkap Arti, Terjemahan, Penjelasan Serta Video
8 Tembang Pangkur Tema Pitutur Dan Filosofi Yang Terkandung
Cakepan atau lirik dalam setiap puisi menggunakan aturan dan bentuk khusus dan pakem. Paugeran tersebut mencakup jumlah baris dalam bait lirik, kemudian jumlah kata pada setiap baris lirik serta penggunaan vokal huruf hidup dalam suku kata akhir.
Supaya lebih paham dalam mengetahui dan membedakan jumlah guru gatra, guru lagu dan wilangan pada setiap jenis-jenis macapat, di bawah ini akan kami tuliskan urutan lengkapnya.
Struktur Tembang Macapat
1. Tembang Maskumambang, aturan ; 12i - 6a - 8i - 8o
2. Tembang Mijil aturan ; 10i - 6o - 10e - 10i - 6i - 6o
3. Tembang Sinom, aturan ; 8a - 8i - 8a - 8i - 7i - 8u - 7a - 8i - 12a
4. Tembang Kinanthi, aturan ; 8u - 8i - 8a - 8i - 8a - 8i
5. Tembang Asmarandana, aturan ; 8i - 8a - 8e - 7a - 8a - 8u - 8a
6. Tembang Gambuh, aturan ; 7u - 10u - 12i - 8u - 8o
7. Tembang Dhandanggula, aturan ; 10i - 10a - 8e - 7u - 9i - 7a - 6u - 8a - 12i - 7a
8. Tembang Durma, aturan ; 12a - 7i - 6a - 7a - 8i - 5a - 7i
9. Tembang Pangkur, aturan ; 8a - 11i - 8u - 7a - 8i - 5a - 7i
10. Tembang Megatruh, aturan ; 12u - 8i - 8u - 8i - 8o
11. Tembang Pocung, aturan ; 12u - 6a - 8i - 12a
Tembang Macapat Lengkap Makna dan Contohnya
Macapat memiliki sebelas jenis atau bentuk yang berdasar atas jumlah baris serta suku kata. Filosofi dari susunan tembang Macapat adalah urutan perjalanan hidup seorang manusia, diawali dari ketika lahir hingga wafat. Tembang Macapat memiliki urutan maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan terakhir adalah pocung.
Selanjutnya mari kita bahas secara detail termasuk makna, dan watak dari setiap tembang beserta contoh terjemahan lengkap dengan filosofinya yang kami urai di bawah ini.
1. Maskumambang
Tembang ini mempunyai filosofi dan makna yang menggambarkan terciptanya manusia saat ada di dalam rahim ibunya. Calon bayi yang awal dari embrio kemudian mulai tumbuh dalam perut ibu, tidak ada yang mengetahui dia laki-laki atau perempuan. Pertumbuhan bayi hidupnya mengambang dalam kandungan.
Maskumambang berasal dari gabungan kata emas dan kumambang (mengambang). Makna dari emas adalah wujud dari seorang bayi. Pernah mendengar kata Jawa "Kencana kang bisa tata jalma "?, kata tersebut memiliki arti Emas yang bisa berbicara, dan yang dimaksud adalah bayi atau manusia. Kata kumambang memiliki arti mengambang seperti yang telah dijelaskan di atas.
Watak dari tembang ini adalah menggambarkan sifat atau perasaan duka dan sedih, serta menggambarkan suasana hati yang sedang berharap-harap cemas.
Paugeran Maskumambang
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan Maskumambang adalah : ( 12i - 6a - 8i - 8o ).
Penjelasannya
- Tembang maskumambang ini mempunyai empat larik (baris) kalimat (Guru gatra = 4).
- Kalimat pertama memiliki 12 suku kata, kedua jumlah 6 suku kata, ketiga 8 suku kata, kempat berjumlah 8 suku kata (Guru wilangan = 12, 6, 8, 8).
- Suku kata dari setiap kalimat harus pakem akhiran vokal i, a, i, o (Guru lagu = i, a, i, o).
Contoh Tembang Maskumambang Terjemahan Dan Maknanya
Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi
Hanemu duraka
Ing donya tumekeng akhir
Tan wurung kasurang-surang
Terjemahan:
Orang yang tidak menurut kata orang tua
Akan menemui durhaka
Di dunia sampai akhirat
Malah akan terjerumus tidak karuan
Makna dari tembang diatas adalah nasehat agar kita selalu mendengarkan dan menaati kata orang tua, karena akan menderita jika tidak menurut. Durhaka adalah kata yang di sandang orang tidak berbakti pada orang tua, yang mana akan menjadi sengsara dunia dan akhirat.
2. Mijil
Filosofi Tembang Mijil bermakana lambang dari benih atau biji (wiji) yang lahir dan muncul ke dunia. Mijil mempunyai arti keluar, jadi maknanya adalah kelahiran seorang bayi oleh seorang ibu. Kejadian ini menjadikan kedua orang tua dan orang yang melihat jenis dari kelamin bayi yang lahir. Mijil juga mempunyai makna tumbuh.
Pendapat lain mijil juga berhubungan dengan kata Jawa wijil yang artinya sebuah lawang atau pintu. Lawang juga memiliki arti sebuah tumbuhan dengan harum semerbak bunganya.
Watak atau sifatnya menggambarkan suatu transparan atau terbuka, untuk menerima suatu nasehat. Sifat asmara, mengeluarkan pendapat dan cerita kehidupan tentang suka dan duka.
Paugeran Tembang Mijil
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari Mijil adalah ; 10i - 6o - 10e - 10i - 6i - 6o.
Penjelasan :
- Mempunyai jumlah 6 larik atau baris kalimat (Guru gatra = 6).
- Cakepan/kalimat pertama jumlah 10 suku kata, kedua jumlah 6 suku kata. ketiga jumlah 10 suku kata, kempat jumlah 10 suku kata, lima jumlah 6 suku kata. ke-enam 6 suku kata.
- Akhir setiap baris cakepan bervokal dengan guru lagu = i, o, e, i, i, o
Contoh Mijil Terjemahan Dan Maknanya
Dedalanne guna lawan sekti
Kudu andhap asor
Wani ngalah dhuwur wekasane
Tumungkula yen dipundukanni
Ruruh sarwa wasis
Samubarangipun"
Terjemahan
Jalan untuk pintar dan sakti
harus ramah dan sopan
berani mengalah akan tinggi derajatnya pada akhirnya
menunduk ketika dimarahi
serba pantas dan anggun
dalam segala hal
Makna yang terkandung pada contoh tembang diatas adalah cara untuk mendapatkan ilmu, yaitu dengan selalu berusaha, jauh dari rasa sombong, harus rendah hati, mengalah untuk menang, tertunduk tidak melawan ketika guru sedang marah, dan selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu.
3. Sinom
Makna Sinom adalah sesuatu yang baru tumbuh, jika dalam tumbuhan sedang bersemi, dari kata sinom yang berarti enom atau ka-noman (muda/usia muda). Makna tembang Sinom menggambarkan seorang manusia remaja yang tumbuh dewasa.
Anak remaja adalah kawula muda yang harus mencari ilmu dan pengalaman, untuk bekal hidup perjalanan hidup mereka. Tidak pantang menyerah dan selalu berusaha adalah motivasi kejenjang langkah mereka selanjunya.
Pandangan lain Sinom di kalangan masyarakat, menjadi sinoman yang artinya adalah kumpulan para pemuda untuk membantu segala kerepotan ketika ada hajat (wong duwe gawe). Peran mereka melayani tamu dan memberikan kenyamanan. Disiplin ini sekaligus untuk mendidik para pemuda untuk bertanggung jawab dalam suatu pekerjaan atau kegiatan.
Sinom juga merujuk pada sesuatu bentuk kuncup. Contoh Ron Sinom Asem adalah daun asam yang masih muda. Daun muda sering menjadi perlambang untuk kata Sinom.
Watak atau sifat dari sinom adalah menggambarkan bentuk semangat, all out, kebijaksanan, jujur dan kesatria. Tembang sinom cocok untuk menyampaikan nasehat, piwulang atau pesan yang mengandung kebijaksanaan dan semangat berjuang.
Paugeran Tembang Mijil
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari Sinom adalah : 8a - 8i - 8a - 8i - 7i - 8u - 7a - 8i - 12a.
Penjelasan
- Sinom mempunyai aturan 9 larik atau baris cakepan (kalimat), (Guru gatra = 9).
- Cakepan pertama jumlah 8 suku kata, ke dua berjumlah 8 suku kata, ke tiga berjumlah 8 suku kata, ke empat berjumlah 8 suku kata. Cakepan ke lima jumlah 7 suku kata, ke enam berjumlah 8 suku kata, ke tujuh berjumlah 7 suku kata. Cakepan ke delapan jumlah 8 suku kata dan ke sembilan memiliki jumlah 12 suku kata (Guru wilangan = 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12).
- Suku kata dari setiap cakepan berakhiran vokal a, i, a, i, i, u, a, i, a (Guru lagu = a, i, a, i, i, u, a, i, a).
Contoh Tembang Sinom Terjemahan Dan Maknanya
Punika serat kawula
Katura sira wong kuning
Sapisan salam pandonga
Kapindo takon pawarti
Jare sirarsa laki
Ingsun mung sewu jumurung
Amung ta wekasi wang
Gelang alit mungging driji
Lamun sida aja lali kalih kula
Terjemahan Dan Makna
Ini adalah surat dariku
Untuk orang Kuning (anak muda)
Pertama doaku menyertaimu
Kedua untuk menayakan kabar
Untukmu para lelaki
Aku akan selalu mendukungmu
Hanya pesanku
Gelang kecil di jari (ali-ali :cincin)
Jika kamu sudah sukses jangan lupa dengan kami
Makna yang terkandung dalam tembang tersebut adalah, pesan dan nasehat dari seseorang (leluhur) kepada semua para pemuda. Tembang tersebut berisi tentang dukungan kepada remaja untuk selalu bersemangat dan doa yang selalu menyertai. Gelang alit atau ali-ali bahasa Jawa (cincin), bermaksud aja lali yang artinya jangan lupa. Jika sudah sukses dan berhasil jangan melupakan kedua orang tua.
4. Kinanthi
Makna dari Kinanthi, berasal dari kata ki dan kanthi. Kathi adalah menggandeng atau mengarahkan. Jadi kinanthi memiliki arti untuk menuntun dan mendidik ke jalan yang benar untuk mencapai hidup baik dan bermanfaat. Filosofinya adalah anak muda yang memerlukan ajaran untuk membentuk prinsip hidup mereka agar mendapat kehidupan yang harmonis.
Ajaran berbagai norma, nilai kehidupan dan adat kebiasaan yang baik adalah poin utama yang berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan unggah-ungguh dalam bermasyarakat. Menuntun para remaja adalah tugas orang tua dan guru, kemudian anak muda harus menurut atau berbakti untuk kebaikan mereka.
Watak atau sifat tembang ini menggambarkan suatu perasaan semangat, senang dan contoh yang baik. Selain itu sifat merujuk nasehat dengan kasih sayang dapat masuk dalam kasanah kinanthi. Melalui bait dan syair dalam kinanthi adalah cara menyampaikan kisah dan sejarah yang isinya petuah dan kasih sayang.
Paugeran Kinanthi
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari Tembang Kinanthi memiliki aturan 8u - 8i - 8a - 8i - 8a - 8i.
Penjelasannya
- Kinanthi mempunyai 6 baris cakepan atau kalimat (Guru gatra = 6).
- Cakepan pertama, ke dua, ke tiga, hingga cakepan baris ke enam masing-masing memiliki jumlah 8 suku kata (Guru wilangan = 8, 8, 8, 8, 8, 8).
- Suku kata dari setiap akhir cakepan memiliki vokal u, i, a, i, a, i (Guru lagu = u, i, a, i, a, i).
Contoh Tembang Kinanthi Terjemahan Dan Maknanya
Kukusing dupa kumelun
Ngeningken tyas kang apekik
Kawengku sagung jajahan
Nanging saget angikipi
Sang resi kaneka putra
Kang anjog saking wiyati
Terjemahan Dan Makna
Asap dari dupa yang dibakar
Menentramkan hati seorang kesatriya
Merangkul dan mengembang tanggung jawab besar
Namun membuat hati gundah
Resi kaneka putra (dewa Narada)
Turun dari langit
Makna dari tembang kinanthi diatas adalah, seorang kesatria yang sedang berdoa karena berusaha bertanggung jawab dalam hal besar. Berdoa membuat hati tenang, akhirnya datang orang tua atau leluhur (dewa Narada) untuk memberikan petunjuk dan menuntun demi keberhasilan kesatria tersebut. Isi dan pesan yang disampaikan adalah selain berusaha dan berdoa, tuntunan dari orang tua wajib kita taati.
5. Asmaradana
Asmarandana berasal dari kata Jawa yaitu asmara (cinta) dan dana (membagikan).Filosofinya adalah berbagi perasaan asmara (gandrung) atau jatuh cinta kepada lawan jenis. Cinta adalah anugrah dari Tuhan karena merupakan sifat dari Tuhan. Jadi perasaan sayang dan ingin melindungi pasangan adalah gambaran dari tembang ini, yang isinya suatu rayuan merujuk pada saling mengasihi.
Pendapat dan pandangan lain Asmaradana adalah penggabungan kata Jawa Asmara dan Dahana (cinta dan api), tembang ini menggambarkan rasa cinta yang sedang berkobar seperti layaknya api.
Watak atau sifat Asmaradana dapat menggambarkan suatu rasa cinta kasih, kisah asmara dan bisa juga melukiskan rasa gundah, galau dan resah. Nasehat dan pesan bijaksana juga terkandung dalam tembang Asmorodono.
Paugeran Tembang Asmaradhana
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan pakem yang dimiliki Asmarandana adalah : 8i - 8a - 8e - 7a - 8a - 8u - 8a.
Penjelasan :
- Asmarandana terdiri dari 7 larik atau baris cakepan/kalimat, (Guru gatra = 7).
- Cakepan pertama jumlah 8 suku kata, ke dua berjumlah 8 suku kata, ke tiga berjumlah 8 suku kata. Cakepan para baris ke empat berjumlah 7 suku kata, baris ke lima berjumlah 8 suku kata, baris ke enam berjumlah 8 suku kata, dan baris terakhir ke tujuh jumlah 8 suku kata, (Guru wilangan = 8, 8, 8, 7, 8, 8, 8).
- Suku kata dari setiap cakepan lirik berakhiran vokal i, a, e, a, a, u, a (Guru lagu = i, a, e, a, a, u, a).
Contoh Tembang Asmarandana Terjemahan Dan Maknanya
"Lumrah tumrap wong ngaurip
Dumunung sadhengah papan
Tan ngrasa cukup butuhe
Ngenteni rejeki tiba
Lamun tanpa makarya
Sengara bisa kepthuk
Kang mangkono bundhelana"
Terjemahan dan Makna
Wajar untuk orang yang hidup (didunia)
Bertempat di semua penjuru
Tidak merasa cukup akan kebutuhan
Menunggu rejeki datang
Jika tanpa bekerja
Tak akan bisa bertemu
Maka dari itu jadikan pegangan
Makna dari tembang diatas adalah suatu nasehat kepada seseorang yang ingin cukup kebutuhan hidup ( cinta, pasangan, rumah dan kendaraan) adalah dengan giat untuk berusaha dan bekerja. Mendapatkan rejeki harus sejajar dengan usaha dan doa. Dengan prinsip tidak mudah menyerah akan membuahkan hasil yang baik.
Baca Juga : Makna Dan Filosofi Dalam Lagu Dolanan Gundul-Gundul Pacul Jelas dan Lengkap
6. Gambuh
Kata Gambuh adalah dari kata Jawa yang mempunyai arti jumbuh (cocok), suatu kesamaan dan keharmonisan yang pas, sepadan dan trep (tepat). Dalam hal asmara contohnya adalah terjalin asmara antara dua insan laki-laki dan perempuan yang mana keduanya bertemu dan merasa cocok untuk kejenjang pernikahan.
Pendapat lain Gambuh adalah gabungan kata Jawa Ga (gathuk/hubungan) dan Jumbuh (cocok) artinya adalah keselarasan dalam menjalin hubungan.
Watak dan sifat yang terkandung adalah melukiskan suatu persahabatan yang di ikat dengan ramah-tamah. Gambuh juga sering digunakan untuk menyampaikan nasehat luhur atau wejangan penting dalam seni budaya Jawa. Tingginya nilai yang dikandung dapat dibawakan dalam suasana santai, gurauan, bercanda dan suasana gembira. Kadungan dalam tembang memang cocok dibawakan saat suasana sedang bersahabat.
Paugeran Tembang Gambuh
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan yang dimiliki Gambuh adalah : 7u - 10u - 12i - 8u - 8o.
Penjelasannya ;
- Gambuh memiliki 5 baris cakepan kalimat (Guru gatra = 5).
- Cakepan pertama jumlah 7 suku kata, cakepan ke dua berjumlah 10 suku kata. Kalimat baris ke tiga jumlah 12 suku kata, baris ke empat jumlah 8 suku kata dan baris ke lima memiliki jumlah 8 suku kata (Guru wilangan = 7, 10, 12, 8, 8).
- Suku kata dari setiap kalimatnya memiliki akhiran vokal u, u, i, u, o (Guru lagu = u, u, i, u, o).
Contoh Tembang Gambuh Terjemahan Dan Maknanya
Lan sembah sungkem ipun
Mring Hyang Sukma elinga sireku
Apan titah sadaya amung sadermi
Tan welangsira andhaku
Kabeh kagungan Hyang Manon
Terjemahan dan Makna
Dan sembah sujudnya
Kepada Tuhan dan ingatlah kamu
Hanya manusia yang menjalani kehidupan
Tidak membedakan akan nasehatku
Semuanya miliki Tuhan Pencipta
Makna dari tembang diatas adalah nasehat kepada setiap manusia untuk selalu menyembah Tuhan. Hubungan manusia dengan Tuhan haruslah dijaga karena kita membutuhkan bantuan-NYA. Supaya baik jalannya kehidupan yang dilalui manusia dan mendapat keberkahan dari Tuhan. Semua yang tercipta adalah milik Tuhan semata.
7. Dhandanggula
Filosofi tembang dhandanggula adalah melukiskan seseorang yang sedang senang dan bahagia dalam hidupnya. Kata Jawa Dhandang dan Gula, yang artinya dandang adalah wadah sedang gula adalah suatu yang rasanya manis. Filosofi yang terkandung juga menggambarkan kebahagiaan pasangan suami-istri yang harapan dan cita-citanya telah terwujud.
Harmonisnya keluarga anak dan istri yang berbahagia adalah suatu harapan dalam berumahtangga. Dengan mengedepankan raya syukur akan sehat, cukup dan tentram adalah anugrah yang indah. Lengkapnya rasa yang dirasakan adalah perjalanan hidup untuk mencapai keberhasilan. Tembang ini melukiskan hal-hal tersebut.
Watak atau sifat yang dimiliki Dhandanggula adalah menyeluruh atau universal, sifaf luwes (fleksibel) dan merasuk hingga ke dalam hati. Tembang ini dapat digunakan untuk menceritakan kisah dalam dalam berbagai cerita dan dalam kondisi suasana apapun.
Paugeran Dhandanggula
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan yang dimiliki Tembang Dhandanggula memiliki aturan yaitu : 10i - 10a - 8e - 7u - 9i - 7a - 6u - 8a - 12i - 7a.
Penjelasannya :
- Tembang Dhandhanggula mempunyai baris berjumlah 10 larik Cakepan (Guru gatra = 10).
- Kalimat atau cakepan baris pertama jumlah 10 suku kata, baris ke dua berjumlah 10 suku kata. Larik ke tiga berjumlah 8 suku kata, cakepan ke empat berjumlah 7 suku kata, baris ke lima berjumlah 9 suku kata. Kemudian cakepan baris ke enam jumlah 7 suku kata, baris ke tujuh jumlah 6 suku kata, cakepan ke delapan memiliki jumlah 8 suku kata. Baris ke sembilan berjumlah 12 suku kata dan baris terakhir ke sepuluh jumlah 7 suku kata (Guru wilangan = 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7).
- Suku kata dari setiap cakepannya memiliki aturan akhiran harus vokal i, a, e, u, i, a, u, a, i, a (Guru lagu = i, a, e, u, i, a, u, a, i, a).
Contoh tembang dhandanggula Terjemahan Dan Maknanya
Sinengkuyung sagunging prawali
Janma tuhu sekti mandra guna
Wali sanga nggih arane
Dhihin Syeh Magrib tuhu
Sunan ngampel kang kaping kalih
Tri sunan bonang ika
Sunan giri catur
Syarifudin sunan drajat
Anglenggahi urutan gangsal sayekti
Iku ta warnanira
Terjemahan :
Didukung oleh banyaknya para wali
Manusia yang sakti mandraguna
Dhihin Syeh Magrib yang pertama
Sunan ngampel yang ke dua
Ketiga Sunan bonang
Sunan Giri ke empat
Syarifudin sunan drajat yang ke lima
Itu semua adalah urutannya
Makna tembang diatas adalah urutan untuk mengenalkan para wali kepada pembaca. Para wali adalah orang yang memasukan Islam dengan budaya Jawa. Hal itu menjadikan penyebaraan kepercayan Islam kepada masyarakat di Pulau Jawa.
8. Durma
Tembang Durma adalah dari kata Jawa yag memiliki arti berderma mengandung maksud darma atau weweh. Darma adalah memberikan sesuatu secara ikhlas. Filosofi yang terkandung adalah melukiskan perjalanan kehidupan manusia yang disebut " cakra mangglingan ".
Cakra manggilingan adalah roda berputar, kisah hidup manusia yang diwarnai oleh berbagai macam keadaan, entah ketika manusia sedang dalam titik terendah atau saat dalam kejayaannya. Belas kasih saling tolong menolong adalah kewajiban manusia untuk saling melengkapi karena manusia adalah mahluk sosial.
Tembang ini mengajarakan kepada pembaca untuk saling berbagi dan melengkapi kekurangan untuk menjadikan manusia sempurna. Baik hati, ikhlas dalam menolong, rela berkorban dan semangat gotong royong adalah nilai-nilai yang terkandung dalam tembang Durma. Manusia akan "ngundhuh wohing pakarti", yang artinya menuai apa yang dia tanam, menanam benih yang baik akan menuai hasil yang baik.
Pandangan lain dalam kata Jawa Klasik, Durma memiliki arti macan atau harimau. Arti tersebut melukiskan durma memiliki gairah semangat, cekatan, dan buas.
Watak atau sifat Durma adalah bijaksana, hati-hati, ketegasan, tangguh dan keras dengan semangat amarah yang menyala bagai api membara.
Paugeran Tembang Durma
Guru gatra, guru lagu dan guru wilangan yang dimiliki Tembang Durma adalah : 12a - 7i - 6a - 7a - 8i - 5a - 7i.
Penjelasannya :
- Tembang Durma memiliki cakepan jumlah 7 baris (Guru gatra = 7).
- Cakepan pertama memiliki jumlah 12 suku kata, barik ke dua berjumlah 7 suku kata, larik ke tiga berjumlah 6 suku kata. Cakepan baris ke empat berjumlah 7 suku kata, larik ke lima berjumlah 8 suku kata. Cakepan baris ke enam berjumlah 5 suku kata= dan baris terakhir ke tujuh jumlah 7 suku kata (Guru wilangan = 12, 7, 6, 7, 8, 5, 7).
- Suku kata dari setiap kalimatnya memiliki pakem vokal a, i, a, a, i, a, i (Guru lagu = a, i, a, a, i, a, i).
Contoh Tembang Durma Terjemahan Dan Makna
Ayo kanca gugur gunung bebarengan
Aja ana kang mangkir
Amrih kasembadan
Tujuan pembangunan
Pager apik dalan resik
Latar gumelar
Wisma asri kaeksi"
Terjemahan :
Ayo teman kita gugur gunung bersama
Jangan ada yang menolak
Agar tercapai
Tujuan Pembangunan
Pagar bagus dan jalan bersih
halaman luas
rumah rapi dan asri
Makna dari tembang durma diatas adalah ajakan untuk bergotong royong untuk membangun negara, membersihkan lingkungan agar rumah dan bangunan terlihat bagus. Ajakan untuk bersatu padu agar tercapai cita-cita pembangunan, dan menjadikan sehat serta rukun para masyarakat.
9. Pangkur
Kata Pangkur dalam kata Jawa memiliki arti "mungkur" bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti bertolak, mundur atau menjauh. Filosofi dari tembang Pangkur adalah meninggalkan dan menjauhi hawa nafsu. Ketika manusia sudah tobat dengan segala perbuatan atau sadar akan tindakannya harus berusaha untuk menolak mengikuti hawa nafsu kemudian mendekatkan diri kepada Tuhan.
Pandangan lain dari Pangkur adalah bagian belakang, bisa diartikan sebagai ekor atau sejarah dahulu. Melukiskan agar manusia mengikuti contoh jejak nilai luhur pada para pendahulu yang memiliki sejarah dan kisah yang baik.
Watak/ sifat yang dimilki Tembang Pangkur yaitu menggambarkan karakter tangguh, gagah, perkasa dan kokoh. Sifat untuk mengalahkan keburukan dengan ketenangan dan hati yang ikhlas.
Paugeran Tembang Pangkur
Paugeran guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dalam Tembang Pangkur adalah : 8a - 11i - 8u - 7a - 8i - 5a - 7i.
Penjelasannya :
- Dalam Tembang Pangkur memiliki cakepan berjumlah 7 larik (Guru gatra = 7).
- Cakepan pertama berjumlah 8 suku kata, baris ke dua berjumlah 11 suku kata, baris ke tiga berjumlah 8 suku kata. Cakepan ke empat memiliki jumlah 7 suku kata, Baris ke lima berjumlah 8 suku kata. Cakrpan ke enam jumlah 5 suku kata. Terakhir ke tujuh berjumlah 7 suku kata (Guru wilangan = 8, 11, 8, 7, 8, 5, 7).
- Pakem Suku kata dari setiap kalimat berakhiran vokal a, i, u, a, i, a, i (Guru lagu = a, i, u, a, i, a, i).
Contoh Tembang Pangkur Terjemahan Dan Makna
Muwah ing sabarang karya
Ing prakara gedhe kalawan cilik
Papat iku datan kantun
Kanggo sadina-dina
Lan ing wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku nora lali
Terjemahan :
Prinsip dalam segala kegiatan
Pada masalah besar dan kecil
empat jangan sampai tertinggal
untuk setiap hari
dan dimalam hari untuk negara dan dusun
semua yang masih bernafas
empat itu jangan lupa
Makna dari tembang pangkur di atas adalah suatu nasehat kepada masyarakat di seluruh desa dalam negara untuk tidak melupakan empat hal penting. Hal tersebut adalah persatuan, kerukunan, pengayoman dan melindungi negara tercinta.
10. Megatruh
Kata Megatruh adalah gabungan dari kata Jawa Megat dan Ruh. Megat memiliki arti putus dan ruh adalah roh. Filosofi dari tembang ini adalah gambaran dari seorang manusia yang mana roh telah meninggalkan raga. Hari dimana sudah waktu dan garis hidup putus untuk menuju kehidupan selanjutnya. Kembalinya kepada Tuhan seorang manusia akan mendapat tempat sesuai dengan amal dan perbuatan.
Pandangan lain dari arti megatruh adalah kara Jawa pegat yang mempunyai awalam em dan ruh. Makna yang diambil dari serat Purwaukara, kata megatruh memiliki arti membuang sifat jelek atau sukerto (membuang sial) kalimat Jawa "Mbucal sukerto, Ngruwat Murwa Kala"
Watak atau sifat yang dimiliki tembang Megatruh adalah kedukaan, kesedihan dan kerelaan. Pada umumnya untuk menggambarkan rasa kecewa, hilang harapan atau keputusasaan.
Paugeran Tembang Megatruh
Paugeran guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dalam Tembang Megatruh adalah : 12u - 8i - 8u - 8i -8o.
Penjelasanya :
- Megatruh ini memiliki kalimat atau cakepan dengan 5 larik atau baris (Guru gatra = 5).
- Baris pertama berjumlah 12 suku kata, cakepan ke dua jumlah 8 suku kata. Baris ke tiga berjumlah 8 suku kata. cakepan ke empat jumlah 8 suku kata. Kemudian terakhir ke lima berjumlah 8 suku kata (Guru wilangan = 12, 8, 8, 8, 8).
- Suku kata dari setiap kalimatnya memiliki akhir vokal dengan pakem u, i, u, i, o (Guru lagu = u, i, u, i, o).
Contoh Tembang Megatruh Terjemahan Dan Makna
Kabeh iku mung manungsa kang pinujul
Marga duwe lahir batin
Jroning urip iku mau
Isi ati klawan budi
Iku pirantine ewong
Terjemahan :
Semua itu adalah manusia sempurna
Karena memiliki lahir dan batin
dalam hidup itu
berisi hati dan budi
Itu adalah piranti
Makna yang terkandung adalah menyadarkan manusia, bahwa manusia adalah mahluk sempurna karena memiliki hati nurani, akal dan budi. Hendaknya dalam menggunakan itu semua harus selalu berjalan di jalan yang benar. Semua amal dan perbuatan akan dipertanggungjawabkan pada akhir jaman.
11. Pocung
Pocung adala kata Jawa yang mempunyai arti dalam bahasa Indonesia Pocong. Pocung adalah wujud keadaan sesorang yang sudah wafat dan kemudian di bungkus dengan kain putih bernama kain kafan. Filosofi dari tembang pocung adalah melukiskan tragedi dan upacara saat melepaskan jasad seseorang yang meninggal menuju dalam liang lahat dan di kubur.
Watak atau sifat Tembang Pocung sendiri mengarah pada hal atau sesuatu yang lucu, gembira dan jenaka. Namun isi dalam tembang tersebut sangat bermakna membuat kita mengolah isyarat atau samsita dalam tembang tebak-tebakan pocung.
Paugeran Tembang Pocung
Paugeran pakem mencakup guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dalam Tembang Pocung yaitu : 12u - 6a - 8i - 12a.
Penjelasannya :
- Tembang Pocung mepunyai jumlah baris sebanyak 4 larik cakepan (Guru gatra = 4).
- Cakepan pertama berjumlah 12 suku kata. Cakepan ke dua jumlah 6 suku kata, baris ke tiga berjumlah 8 suku kata, Cakepan atau kalimat ke empat jumlah 12 suku kata (Guru wilangan = 12, 6, 8, 12).
- Akhir dari suku kata dari setiap cakepan memiliki ugeran vokal u, a, i, a (Guru lagu = u, a, i, a).
Contoh Tembang Pocung Terjemahan Dan Makna
Ngelmu iku kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pengekesing dur angkara
Terjemahan :
Ilmu itu didapatkan dengan berjalan
Berprakten dengan sungguh-sungguh
Artinya dengan serius
Disiplin adalah alat pemusnah angkara
Makna dari tembang diatas adalah perjuangan menuju kesuksesan dan usaha keras membutuhkan ilmu. Niat sungguh sungguh dan tlaten membuahkan hasil yang maksimal. Kedisplinan dan konsisten merupakan dasar utama untuk menjauhkan diri dari malas dan serakah.
Nah sobat topwui.com, sudah kami tulis urutan tembang macapat, jenis-jenis dan contoh lengkap dengan paugeran serta sifat tembang. Semoga penjabaran tentang Tembang Jawa diatas bermanfaat untuk anda semuanya. Jangan sungkan untuk share dan meninggalkan komentar.
Belum ada Komentar untuk "11 Urutan Macapat Lengkap Struktur, Watak Dan Contohnya"
Posting Komentar
Terimakasih Telah Berkunjung Silahkan Tinggalkan Komentar.