Penjelasan, Pengertian dan Filosofi dalam 3 Pathet Di Pagelaran Wayang Kulit

Penjelasan, Pengertian dan Filosofi dalam 3 Pathet Di Pagelaran Wayang Kulit


Halo sobat topwui.com kali ini admin akan membahasa apa saja bagian pathet dalam wayang kulit. Dalam pembahasan ini niat admin adalah berbagi ilmu dalam hal seni, mohon maaf sebelumnya jika ada kesalahan dalam kata dan penjelasan. Semua berdasar atas pengetahuan yang diperoleh dari admin.



Baiklah dalam pewayangan Jawa, terutama dalam wayang kulit terdapat banyak adegan yang mana semuanya menggambarkan cerita wayang entah itu lakon pakem, misalnya Makuthoromo, Baratayudha dan sebagainya. Lakon carangan misalnya Wahyu kantentreman, Wahyu manunggal talining roso dan sebagainya. Semua jalannya sajian atau pertunjukan wayang dibagi menjadi 3 bagian pathet, yakni Pathet Nem, Pathet Sanga dan Pathet Manyura.

Alur Setiap Pathet

Pathet Nem awalnya menceritakan sumber dari masalah, terdapat pro kontra pada adegan tersebut hingga akhirnya terjadi konflik. Pathet Sanga adalah adegan madya atau tengah-tengah cerita lakon wayang. Dalam pathet ini sang dalang menceritakan suatu alur yang mana disini munculah solusi dan jalan pencerahan ke pathet selanjutnya. Pathet Manyura merupakan adegan paripurna, kejelasan akan masalah dan cara penyelesaian, sehingga jalan cerita wayang akan menanjak dan berakhir.

Filosofi Setiap Pathet

Setelah penjabaran setiap pathet secara singkat dan padat, kali ini admin akan memberikan pengertian filosofi setiap pathet yang akan dihubungkan dengan kehidupan manusia. Tiga pathet adalah penggambaran tentang jalannya kehidupan manusia ketika masih muda hingga dewasa. Nah penasaran?, Kalau begitu langsung saja kita bahas.

Pathet Nem 

Pada pathet yang pertama ini adalah filosofi manusia yang masih muda dan penuh dengan keraguan. Biasanya anak muda memiliki masalah atau gonjang-ganjing dan mulai mencari jalan keluar atas masalah dan keadaan yang dialami. Kebingungan dan kemampuan anak muda untuk mendapatkan hasil yang maksimal ditentukan dari jalan mana yang mereka ambil, sehingga tidak heran sering mendapat masalah atau kegagalan. Pada pathet Nem ada adegan bernama perang gagal. Perang gagal adalah perlawanan dari dua kubu dan salah satu kubu mendapat kemenangan dan begitu juga sebaliknya.

Pathet Sanga

Pada adegan ini adalah suatu proses yang mana kehidupan manusia akan mendapat jalan atau solusi dari masalah yang dihadapi. Pada pathet ini ada adegan Perang Kembang. Perang kembang adalah perang yang dilakukan suatu raseksa (Buto) yaitu Buto Cakil, dan Buto Glundung dan melawan seorang kesatria (Arjuna, Abimanyu dan Bambangan). Pertarungan antara satu kesatria dan banyak raseksa adalah penggambaran manusia melawan hawa nafsu. Penggambaran Satriya berperang dengan tenang melawan rasaksa banyak tingkah dan tarian adalah suatu filosofi manusia menahan diri dari godaan disekitar. Jika sudah bisa mengontrol emosi dan diri maka disitu akan ditemukan solusi guna melangkah maju mencapai yang dicita-citakan.

Pathet Manyura

Adegan ini adalah kemampuan manusia menyelesaikan suatu perkara dan akhirnya mendapat pencerahan dan keberhasilan atas usahanya. Entah kebahagiaan, anugrah dan kesedihan akan dialami, namun tetap akan berakhir dengan gamblang. Pathet ini diakhiri dengan tancap kayon.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah perjalanan manusia  dari lahir sampai mati menemui masalah dan cara mengatasinya, semua sebab ada akibat. Baik dan buruk tergantung kita dalam berbuat, semua tak luput dari tindakan, sifat dan pengetahuan.

Admin kira cukup sekian dulu penjelasan serta filosofi yang terdapat pada pathet-pathet dalam pertujukan / pagelaran Wayang Kulit. Terimakasih jangan lupa tinggalkan komentar jika ada kesalahan mohon saran dan bagi ilmunya. Salam Sejahtera.


Belum ada Komentar untuk "Penjelasan, Pengertian dan Filosofi dalam 3 Pathet Di Pagelaran Wayang Kulit"

Posting Komentar

Terimakasih Telah Berkunjung Silahkan Tinggalkan Komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel